Riset Anti-Pembajakan Film Berlanjut, Tim Dr. Daniel Susilo Lakukan Uji Coba di Medan
- account_circle Azkatia
- calendar_month 2 jam yang lalu

im riset yang dipimpin pakar komunikasi Dr. Daniel Susilo menggelar uji coba modul literasi digital di FISIP USU. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Medan – Penelitian nasional untuk memerangi pembajakan film kembali berlanjut di Medan. Tim riset yang dipimpin pakar komunikasi Dr. Daniel Susilo menggelar uji coba modul literasi digital di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).
Kegiatan ini menjadi bagian dari Penelitian Terapan Kompetitif Nasional yang didanai DPPM Kemdiktisaintek dan bekerja sama dengan Badan Perfilman Indonesia. Sebelumnya, uji coba serupa telah dilakukan di Jakarta dan Makassar. Tujuannya: menguji keefektifan Model Literasi-Apresiasi-Preventif (LAP) untuk mengurangi kerugian negara akibat pembajakan dan memperkuat ekosistem perfilman Indonesia.
“Medan adalah salah satu pusat ekonomi dan budaya di Indonesia. Setiap kota punya karakteristik audiens yang berbeda, dan ini penting untuk mengukur ketahanan serta adaptabilitas model LAP,” ujar Dr. Daniel, yang juga Associate Professor di INTI International University Malaysia.
Dr. Daniel memiliki rekam jejak riset internasional, termasuk pasca doktoral di Vrije University Amsterdam serta pengalaman sebagai Visiting Research Fellow di Waseda University, Jepang, dan Leiden University, Belanda.
Anggota tim riset, Dr. Endik Hidayat dari Pusat Riset Politik BRIN, menambahkan bahwa data yang dikumpulkan di Medan akan menjadi dasar penyusunan strategi nasional berbasis bukti, bukan asumsi.
Sesi uji coba di Medan difasilitasi oleh Dr. Maulana Andinanta Dalimunthe dan berfokus pada pilar literasi dalam model LAP. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan mengedukasi, tetapi juga menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap karya film serta mendorong upaya pencegahan pembajakan.
Hasil dari rangkaian uji coba di berbagai kota diharapkan dapat melahirkan model solusi yang efektif, teruji, dan siap diadopsi secara nasional, sehingga angka pembajakan menurun dan industri kreatif semakin kuat.
- Penulis: Azkatia