Dari Dana Pemerintah ke Dampak Nyata: Sampoerna University & Masyarakat Pancoran Wujudkan Ekonomi Mandiri
- account_circle Azkatia
- calendar_month Kam, 14 Agu 2025

Sampoerna University bersama pemerintah kelurahan dan berbagai instansi terkait menggelar urung rembuk - forum dialog terbuka. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Jakarta- Balai Pertemuan Kelurahan Pancoran pada 30 Juli 2025 menjadi saksi lahirnya gelombang perubahan. Di ruang yang dipenuhi antusiasme warga, Sampoerna University bersama pemerintah kelurahan dan berbagai instansi terkait menggelar urung rembuk – forum dialog terbuka yang mempertemukan pelaku UMKM dan anggota Pokdatan Lele Pancoran. Sebanyak 30 peserta hadir, tak sekadar mendengarkan, tetapi aktif berbagi cerita, tantangan, dan mimpi besar untuk membangun masa depan yang mandiri dan sejahtera.
Program ini lahir dari kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi – Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, kepada Santo, S.Sn., M.Ds., M.M., M.CHt, Muhammad Lukman Baihaqi Alfakihuddin, M.Sc, dan Dr. Iwan Setiawan bersama dosen dan mahasiswa Sampoerna University. Tujuannya jelas: mengangkat potensi ekonomi lokal melalui pemberdayaan peternak lele, menghubungkan pengetahuan akademik dengan kebutuhan riil masyarakat.
Budidaya lele telah lama menjadi sumber penghidupan utama bagi sekitar 20 peternak di bawah naungan Gapoktan Lele Pancoran. Namun, di balik rutinitas panen, masih ada tantangan yang terus membayangi: tingginya biaya produksi akibat ketergantungan pada pakan komersial, terbatasnya pemanfaatan teknologi, minimnya inovasi produk, dan strategi pemasaran yang belum optimal. Urung rembuk ini menjadi ruang aman bagi warga untuk mengungkapkan permasalahan yang selama ini hanya menjadi percakapan di tepi kolam. Dari diskusi itu, lahirlah komitmen bersama untuk bergerak maju. Pelatihan pakan alternatif berbasis sisa roti akan mengurangi beban biaya, optimalisasi mesin pakan akan meningkatkan efisiensi, diversifikasi produk olahan lele dengan dukungan teknologi seperti mesin pengaduk abon dan vacuum sealer machine akan membuka peluang baru, sementara penguatan branding dan pemasaran digital akan membawa produk Pancoran menembus pasar yang lebih luas.
Lurah Pancoran, Bapak Rachmat Basuki, menyambut langkah ini dengan penuh optimisme. “Inisiatif ini menunjukkan bahwa saat akademisi, pemerintah, dan masyarakat berjalan bersama, hasilnya bukan hanya ilmu yang dibawa pulang, tetapi solusi nyata yang menggerakkan perekonomian warga. Kami akan mendukung penuh agar program ini berkelanjutan,” ujarnya.
Suara warga pun menjadi penguat semangat. “Saya merasa seperti mendapatkan arah baru. Tidak hanya tahu caranya membuat produk olahan, tapi juga bagaimana menjualnya dengan lebih percaya diri,” kata Ibu Yuni, pelaku UMKM setempat. Sementara Bapak Ridwan dari Pokdatan Lele Pancoran menambahkan, “Lewat kegiatan ini, kami tidak merasa sendirian lagi. Ada harapan baru untuk usaha kami. ”Bagi Sampoerna University, program ini adalah bukti nyata bahwa riset dan pengabdian dapat menghasilkan perubahan langsung di tengah masyarakat. “Sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci perubahan berkelanjutan,” tegas Santo.
Dari Pancoran (Sampoerna University), semangat pemberdayaan ini diharapkan terus bergema, menembus batas wilayah, dan menginspirasi daerah lain untuk membangun masyarakat yang kreatif, tangguh, dan sejahtera, menuju terwujudnya visi besar Indonesia Emas 2045.
- Penulis: Azkatia