Aksi Nyata Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur Kuatkan Toleransi Siswa SDN Penjaringan Sari I Surabaya
- account_circle Azkatia
- calendar_month Sab, 13 Des 2025

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Surabaya – Kelompok Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur menggelar Aksi Pancasila berupa kegiatan “Edukasi Pentingnya Menjaga Keberagaman di Lingkungan Sekolah” di SDN Penjaringan Sari I Surabaya. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 9 November 2025, dan merupakan wujud nyata implementasi nilai-nilai Pancasila di lingkungan pendidikan dasar.
Program yang menyasar 23 siswa kelas IV ini berfokus pada isu sosial dan keberagaman, menggunakan metode edukasi interaktif dan bermain sambil belajar. Tujuannya adalah menanamkan sikap toleransi, gotong royong, dan saling menghargai perbedaan sejak dini.
Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Pancasila, Dr. Taufikurrahman, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa program ini adalah aksi konkret. Beliau menegaskan bahwa Pancasila memiliki fungsi krusial sebagai pengendali sosial (Social Control) yang mencegah konflik dini akibat perbedaan.
“Di tingkat Sekolah Dasar, Pancasila berfungsi sebagai rem sosial yang mencegah perilaku diskriminatif atau intoleran. Melalui kegiatan edukasi ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi mempraktikkannya secara langsung—melalui diskusi dan permainan—yang membekali mereka untuk berinteraksi rukun dan damai di tengah keberagaman suku dan agama.” ujar Dr. Taufikurrahman, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok 3 ini mendapatkan sambutan hangat dari pihak sekolah dan terbukti berhasil. Data pasca-edukasi menunjukkan bahwa 86% siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar, menandakan tingkat pemahaman yang tinggi terhadap materi yang disampaikan.
Pihak SDN Penjaringan Sari 1 Surabaya mengapresiasi inisiatif ini karena menghubungkan pembelajaran teori dengan praktik bela negara di ruang digital.
“Lingkungan sekolah adalah wadah pertama siswa bertemu latar belakang yang berbeda. Program seperti ini sangat membantu guru dalam membentuk sikap toleransi dan empati siswa, menjadikan lingkungan belajar lebih harmonis dan mendukung pembelajaran efektif,” tegasnya.
Para siswa merasakan manfaat dari kegiatan edukasi interaktif ini.
“Penyampaian materinya sangat menyenangkan. Kami jadi lebih paham cara menghargai teman meskipun beda agama atau beda suku, dan kami jadi lebih semangat untuk bekerja sama dalam kelompok,” ungkap salah satu peserta dalam sesi feedback siswa.
Laporan kegiatan yang disusun oleh mahasiswa ini diharapkan menjadi rujukan bagi implementasi program serupa di masa mendatang. Ke depan, disarankan agar program seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan memperluas kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan orang tua, sehingga nilai Pancasila menjadi bagian dari perilaku sehari-hari siswa.
- Penulis: Azkatia
