Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Super Bowl: Ketika Olahraga Jadi Alat Soft Power Amerika Serikat

Super Bowl: Ketika Olahraga Jadi Alat Soft Power Amerika Serikat

  • account_circle Devina
  • calendar_month Sab, 18 Okt 2025

Lens IDN, Opini – Setiap tahun, ratusan juta pasang mata tertuju pada satu peristiwa yang melampaui sekadar pertandingan olahraga: Super Bowl. Ajang final American football ini bukan hanya pesta olahraga terbesar di Amerika Serikat, tetapi juga telah menjelma menjadi simbol budaya, ekonomi, dan bahkan strategi global negara tersebut. Di balik sorak-sorai penonton dan pertunjukan megah di paruh waktu, terselip pesan yang jauh lebih dalam bagaimana Amerika Serikat memanfaatkan budaya populer untuk membentuk citra dan pengaruhnya di dunia.

Super Bowl merepresentasikan wajah Amerika yang penuh semangat kompetisi, kemewahan, dan kreativitas. Setiap tahun, acara ini disiarkan ke lebih dari 180 negara, dengan nilai iklan mencapai jutaan dolar per 30 detik tayang. Perusahaan besar seperti Apple, Pepsi, dan Nike berlomba menampilkan kreativitas terbaik mereka, menjadikan Super Bowl panggung bagi inovasi dan teknologi. Melalui siaran global ini, Amerika Serikat memperlihatkan dirinya sebagai negara yang unggul dalam inovasi, industri hiburan, dan kekuatan ekonomi kreatif.

Namun, makna Super Bowl tidak berhenti di situ. Dalam konteks budaya strategis negara, Super Bowl merupakan cerminan nilai-nilai dasar yang membentuk cara berpikir dan bertindak Amerika Serikat di panggung global. Budaya strategis Amerika bertumpu pada kompetisi, individualisme, dan dominasi teknologi semuanya tercermin dalam penyelenggaraan Super Bowl. Ketika dunia menyaksikan parade bintang musik, teknologi canggih dalam produksi acara, serta penghormatan terhadap militer dan bendera, dunia sesungguhnya sedang melihat bagaimana Amerika menampilkan dirinya: kuat, kreatif, dan bersatu.

Super Bowl juga berfungsi sebagai alat soft power yang efektif. Melalui penyiaran internasional dan daya tarik budayanya, acara ini membantu memperkuat citra positif Amerika sebagai negara yang dinamis dan berpengaruh. Dalam istilah Joseph Nye, soft power adalah kemampuan untuk memengaruhi tanpa paksaan dan di sinilah Super Bowl memainkan peran strategisnya. Ia memikat dunia bukan dengan senjata, melainkan dengan budaya populer yang menghibur sekaligus menggugah rasa ingin tahu tentang “American way of life”.

Tak hanya itu, Super Bowl menjadi ajang yang memperlihatkan bagaimana diplomasi budaya bekerja secara halus. Melalui iklan-iklan yang menonjolkan keragaman, semangat kebersamaan, dan inovasi, Amerika Serikat menampilkan citra yang inklusif. Pertunjukan paruh waktu yang diisi oleh artis-artis ternama dunia juga menciptakan dialog budaya lintas batas, memperkuat hubungan emosional antara masyarakat global dengan budaya Amerika. Dalam era digital, percakapan di media sosial seputar Super Bowl memperluas jangkauan diplomasi ini, menciptakan ruang bagi Amerika untuk terus hadir dalam kesadaran publik dunia.

Namun, tidak semua pandangan terhadap Super Bowl bersifat positif. Sebagian kalangan mengkritik komersialisasi berlebihan yang melekat pada acara ini. Harga tiket yang fantastis, dominasi korporasi besar, serta isu sosial seperti ketimpangan dan representasi rasial sering kali menjadi sorotan. Kritik ini menunjukkan bahwa citra Amerika yang ditampilkan lewat Super Bowl tidak selalu sejalan dengan realitas sosial di dalam negeri. Meskipun demikian, justru di sinilah kekuatan simboliknya: Super Bowl menggambarkan kompleksitas Amerika negara yang mampu mengemas idealisme, kapitalisme, dan hiburan dalam satu narasi global.

Jika dilihat dari sudut pandang pengkajian strategis, Super Bowl merupakan bagian dari strategi yang lebih luas dalam mempertahankan pengaruh global Amerika. Dengan mengekspor budaya dan nilai-nilai nasional melalui hiburan, Amerika berhasil menciptakan strategic narrative sebuah kisah besar tentang siapa mereka dan apa yang mereka wakili. Super Bowl bukan kebetulan, tetapi bagian dari pola budaya strategis yang konsisten: menunjukkan kekuatan melalui daya tarik, bukan dominasi militer. Ini memperlihatkan bagaimana budaya populer menjadi bagian integral dari kebijakan luar negeri non-formal Amerika Serikat.

Pada akhirnya, Super Bowl membuktikan bahwa olahraga dapat menjadi sarana strategis untuk memperkuat citra dan pengaruh sebuah negara. Melalui kemegahan dan pesan budaya yang disiarkan ke seluruh dunia, Amerika Serikat berhasil memanfaatkan Super Bowl sebagai alat diplomasi publik yang memperhalus wujud kekuatannya di abad ke-21. Dalam dunia yang semakin terhubung, kekuatan tidak lagi hanya diukur dari senjata atau ekonomi, tetapi juga dari seberapa jauh sebuah budaya mampu memikat hati dan pikiran dunia.

 

*) Penulis adalah Heydi Fayyaz Baihaqi Siswanto, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya.

  • Penulis: Devina

Rekomendasi Untuk Anda

  • WhatsApp Image 2025-10-15 at 14.41.24

    East Borneo International Folklore Festival 2025: Diplomasi Budaya Indonesia

    • calendar_month Rab, 15 Okt 2025
    • account_circle Devina
    • 0Komentar

    Lens IDN, Opini – Diplomasi di era modern tidak lagi terbatas pada ruang negosiasi antar pejabat. Kini, pesan perdamaian dan kerja sama juga dapat disampaikan lewat film, musik, tarian dan berbagai ekspresi budaya. Salah satu bentuk strategi diplomasi budaya yaitu East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 menjadi contoh menarik bagaimana Indonesia memanfaatkan seni dan […]

  • Presiden Prabowo Prihatin atas Insiden Demo 28 Agustus, Janjikan Keadilan untuk Keluarga Ojol yang Meninggal

    Presiden Prabowo Prihatin atas Insiden Demo 28 Agustus, Janjikan Keadilan untuk Keluarga Ojol yang Meninggal

    • calendar_month Sab, 30 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Bogor – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait insiden yang terjadi dalam demonstrasi pada Kamis malam (28/08/2025). Peristiwa itu merenggut nyawa seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan. Pernyataan duka tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo di kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada Jumat (29/08/2025). “Atas nama pribadi dan atas […]

  • LION5TUDIO Hadirkan Layanan Photobooth Modern untuk Semua Jenis Acara

    LION5TUDIO Hadirkan Layanan Photobooth Modern untuk Semua Jenis Acara

    • calendar_month Rab, 20 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Seiring meningkatnya tren dokumentasi acara, layanan photobooth murah menjadi salah satu pilihan populer bagi penyelenggara event. LION5TUDIO, yang berdiri sejak tahun 2001, tampil sebagai pelopor dengan menghadirkan photobooth modern yang dapat disesuaikan untuk berbagai kebutuhan. Tidak hanya menawarkan photobooth murah, LION5TUDIO juga menyediakan photobox untuk pameran, photobooth exhibition yang interaktif, hingga photobooth 180 […]

  • Koalisi Indonesia Anti Korupsi Desak Usut Dugaan KKN di ULP Barang dan Jasa Kabupaten Bogor

    Koalisi Indonesia Anti Korupsi Desak Usut Dugaan KKN di ULP Barang dan Jasa Kabupaten Bogor

    • calendar_month Jum, 29 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Bogor – Koalisi Indonesia Anti Korupsi (KOSASI) kembali menggelar aksi unjuk rasa di Kabupaten Bogor. Massa menyoroti dugaan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan barang dan jasa (ULP BJ) Pemerintah Kabupaten Bogor. Koordinator aksi, F. Fawait, menyebutkan demonstrasi tersebut dipicu adanya indikasi persekongkolan dalam pengaturan sejumlah proyek barang dan jasa […]

  • Dibalik Cita-Cita Re-Kemerdekaan

    Dibalik Cita-Cita Re-Kemerdekaan

    • calendar_month Sen, 1 Sep 2025
    • account_circle Ach. Nurul Luthfi
    • 0Komentar

    Lens IDN, Opini – Indonesia baru saja merayakan kemerdekaannya yang ke-80 tahun, di mana seharusnya dijadikan momen refleksi mendalam bagi negara untuk sebuah kemakmuran rakyatnya, bukan hanya sekadar perayaan seremonial. Di tengah kemeriahan upacara dan retorika patriotisme, muncul pertanyaan krusial, apakah Indonesia hari ini benar-benar sudah merdeka? Apakah kemerdekaan sudah dinikmati secara keseluruah masyarakat Indonesia? […]

  • Bupati Sudewo

    Gelombang Demo Pecah di Pati: Warga Tuntut Bupati Sudewo Mundur

    • calendar_month Rab, 13 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Pati – Ratusan ribu warga Kabupaten Pati turun ke jalan mendesak mundurnya Bupati Sudewo dari jabatannya, 13 Agustus 2025. Demonstrasi yang berlangsung sejak subuh ini merupakan bentuk protes terhadap sejumlah kebijakan yang dianggap memberatkan masyarakat. Titik konsentrasi massa tercatat di Alun-alun dan area Kantor Bupati serta DPRD Pati. Massa, yang jumlahnya diperkirakan mencapai 100.000 […]

expand_less