Bendera One Piece Berkibar di Bawah Merah Putih: Aksi Simbolik Mahasiswa Yogyakarta sebagai Bentuk Perlawanan dan Kekecewaan Nasional
- account_circle Azkatia
- calendar_month Ming, 10 Agu 2025

BEM Nusantara D.I. Yogyakarta akan mengibarkan bendera bajak laut One Piece di bawah bendera Merah Putih sebagai simbol kekecewaan. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Yogyakarta –Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengumumkan akan menggelar aksi unik namun sarat makna pada 1–31 Agustus 2025. Dalam aksi tersebut, mahasiswa di berbagai kampus anggota BEM Nusantara D.I. Yogyakarta akan mengibarkan bendera bajak laut One Piece di bawah bendera Merah Putih sebagai simbol kekecewaan dan perlawanan terhadap situasi bangsa yang dinilai semakin memprihatinkan.
Langkah ini bukanlah sekadar gimmick atau hiburan berbasis budaya populer. Menurut penyelenggara, pengibaran bendera ikonik dari serial manga dan anime tersebut merupakan pesan politik yang ingin mengetuk kesadaran publik, terutama generasi muda, terhadap berbagai bentuk ketidakadilan, penyalahgunaan kekuasaan, dan hilangnya ruang demokrasi.
“Ini bukan tindakan memecah belah, melainkan panggilan kesadaran. Kami menggunakan simbol budaya populer karena kadang hanya lewat simbol, suara kami bisa menembus tembok kekuasaan yang tuli,”
ujar Mohammad Rafli Ilham, Koordinator Daerah BEM Nusantara D.I. Yogyakarta.
Rafli menegaskan, pengibaran bendera One Piece di bawah Sang Saka Merah Putih merupakan bentuk ekspresi kreatif mahasiswa untuk menyampaikan perlawanan secara damai. Ia mengkritik keras fenomena politik yang menurutnya semakin menjauh dari nilai-nilai keadilan dan keberpihakan pada rakyat.
“Kami muak melihat hukum dijadikan alat politik, kritik dibungkam, dan anak muda hanya diposisikan sebagai komoditas elektoral. Negara ini seolah menjelma menjadi ‘Pemerintah Dunia’ versi One Piece—otoriter, penuh ilusi keadilan, dan kehilangan nurani,” tegasnya.
Makna One Piece bagi Gerakan Mahasiswa
Serial One Piece digemari jutaan orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, bukan hanya karena alur petualangannya, tetapi juga karena pesan moral yang kuat. Dalam ceritanya, para bajak laut sering kali digambarkan sebagai pihak yang berani menentang sistem dunia yang timpang, memperjuangkan kebebasan, serta membela hak kaum kecil.
Nilai-nilai ini yang diadopsi mahasiswa sebagai bentuk kritik terhadap realitas politik nasional. Menurut Rafli, bendera One Piece menjadi metafora perlawanan generasi muda yang menolak tunduk pada sistem korup, represif, dan tidak berpihak pada rakyat.
Antara Simbol dan Kesadaran Kolektif
BEM Nusantara D.I. Yogyakarta menyadari bahwa aksi ini akan memicu pro dan kontra di masyarakat. Namun, mereka berpegang pada gagasan bahwa perubahan selalu berawal dari keberanian untuk bersuara.
Mengutip pemikir pendidikan Paulo Freire, Rafli menyebut, “Kesadaran rakyat dimulai ketika mereka mulai membaca dunia, bukan sekadar menerima apa yang diberi.” Menurutnya, pengibaran bendera ini adalah “cara membaca” situasi bangsa yang sarat ketimpangan, kemunafikan politik, dan hilangnya keadilan sosial.
Gerakan ini, kata Rafli, bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari gelombang kesadaran baru di kalangan mahasiswa.
“Kami menolak untuk diam. Kami memilih bersuara. Pengibaran ini adalah tanda dimulainya keberanian kolektif untuk melawan ketidakadilan,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, BEM Nusantara D.I. Yogyakarta berharap pesan perlawanan mereka tidak hanya bergema di kampus-kampus, tetapi juga sampai ke telinga para pengambil kebijakan dan masyarakat luas, sebagai pengingat bahwa semangat Merah Putih sejatinya adalah keberanian untuk memperjuangkan kebenaran.
- Penulis: Azkatia