Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Health » Kemenkes Perkuat Ketahanan Kesehatan Nasional lewat Pelatihan TCK-EMT Tipe 2 Menuju Sertifikasi WHO

Kemenkes Perkuat Ketahanan Kesehatan Nasional lewat Pelatihan TCK-EMT Tipe 2 Menuju Sertifikasi WHO

  • account_circle Azkatia
  • calendar_month Ming, 10 Agu 2025

Lens IDN, Bogor – Dalam rangka memperkuat sistem ketahanan kesehatan nasional sekaligus memenuhi standar klasifikasi dan sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan “Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Cadangan Kesehatan – Emergency Medical Team (TCK-EMT) Tipe 2 Indonesia”.

Pelatihan ini berlangsung pada 4–8 Agustus 2025 di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diikuti oleh 95 peserta dari berbagai unsur, mulai dari rumah sakit vertikal Kemenkes, unit lintas program, POLRI, organisasi profesi, LSM, hingga NGO. Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi transformasi sistem kesehatan pilar ketiga, yakni Ketahanan Kesehatan, yang berfokus pada peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana dan krisis kesehatan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, menegaskan pentingnya kesiapan sumber daya manusia di sektor kesehatan. “Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana yang tinggi. Oleh karena itu, kita memerlukan tenaga kesehatan yang terlatih, tangguh, dan siap diterjunkan kapan saja,” ujarnya.

Ketua Pelaksana kegiatan, Eko Medistianto, menjelaskan bahwa peserta merupakan tenaga cadangan kesehatan yang telah resmi ditunjuk oleh pimpinan instansinya. Materi pelatihan mencakup manajemen operasional EMT di lokasi bencana, pengelolaan logistik, koordinasi lintas sektor, serta pelayanan medis di situasi darurat. “Ini juga bagian dari langkah menuju sertifikasi WHO dan global classification bagi TCK-EMT Tipe 2 Indonesia,” katanya.

Fasilitator pelatihan berasal dari institusi strategis seperti Universitas Pertahanan RI, Universitas Indonesia, Pusat Kesehatan TNI, RS Haji UIN Jakarta, MDMC, PERDAMSI, hingga WHO. Mereka mengajarkan materi melalui metode interaktif seperti paparan, diskusi, permainan edukatif, simulasi, dan praktik pendirian rumah sakit lapangan.

Salah satu peserta, Franky Moudy Rumondor, mengungkapkan manfaat besar pelatihan ini. “Di lapangan, tenaga kesehatan harus tetap memberikan layanan optimal meski dihadapkan pada keterbatasan logistik, komunikasi, dan fasilitas dasar,” ujarnya.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, seluruh anggota TCK-EMT Tipe 2 Indonesia diharapkan memiliki kompetensi yang sesuai standar internasional. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam membangun ketahanan kesehatan yang tangguh, responsif, dan siap mendukung penanganan krisis di dalam maupun luar negeri.

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less