Kampanye Digital Bela Negara: Bersahabat Tanpa Memandang Perbedaan di SD Negeri 1 Grogol Kediri
- account_circle Azkatia
- calendar_month Kam, 11 Des 2025

SD Negeri 1 Grogol bersama UPN “Veteran” Jawa Timur menggelar Kampanye Digital Bela Negara. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Kediri – SD Negeri 1 Grogol bersama UPN “Veteran” Jawa Timur menggelar Kampanye Digital Bela Negara sebagai bentuk implementasi lanjutan dari materi pembelajaran di kelas mengenai Pancasila, bela negara, moderasi beragama, serta literasi digital. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 29 November 2025 dan menjadi upaya konkret pelajar dalam menjaga persatuan NKRI di tengah tantangan era post truth.
Program ini tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga praktik nyata. Setelah mempelajari nilai nilai Pancasila dan bela negara di kelas, siswa diajak menerapkannya dalam konteks dunia digital: menyaring informasi, mencegah provokasi, dan menjaga ruang media sosial yang damai serta berpihak pada persatuan bangsa.
Sebagai dosen pengampu kegiatan, Dr. Taufikurrahman, S.Pd., M.Pd.menjelaskan bahwa program ini sebagai aksi pancasila. Diharapkan mahasiswa menjadi duta Pancasila di masyarakat yang bisa mengiplemtasikan nilai-nilai pancasila sesuai dengan project yang dirancang
“Di kelas, siswa mempelajari nilai Pancasila, moderasi beragama, dan etika digital. Melalui kegiatan ini, mereka mempraktikkannya secara langsung, mulai dari mengenali hoaks, membangun narasi positif, hingga menjaga etika dalam berdiskusi,” ujar Dr. Taufikurrahman.
Kegiatan ini diikuti oleh guru Pancasila dan siswa, serta perwakilan Kementerian Agama Kota Surabaya. Peserta mendapatkan pelatihan tentang analisis informasi keagamaan dan kebangsaan, diskusi lintas perspektif, serta simulasi identifikasi konten provokatif yang dapat mengancam persatuan.
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Grogol , Supriyanto, S.Pd.SD., M.Pd., mengapresiasi inisiatif ini karena menghubungkan pembelajaran teori dengan praktik bela negara di ruang digital.
“Bela negara bukan hanya fisik, tetapi juga sikap menjaga ruang digital tetap konstruktif. Pendidikan seperti ini membuat siswa tangguh menghadapi manipulasi informasi,” tegasnya.
Para siswa merasakan manfaat dari kegiatan lanjutan ini.
“Setelah belajar teori di kelas, praktik seperti ini membuat kami lebih paham cara membedakan informasi palsu dan membuat konten positif,” ungkap Kinar, salah satu peserta.
Ke depan, program akan berlanjut dengan pembuatan modul bela negara digital, pendampingan kampanye kreatif, serta evaluasi berkala untuk melihat sejauh mana pemahaman nilai Pancasila dan bela negara terinternalisasi dalam aktivitas siswa di media sosial.
Acara ditutup dengan pembagian hadiah dan sesi foto bersama, menegaskan keberhasilan kegiatan dalam menanamkan pemahaman siswa terhadap nilai toleransi, kerja sama, dan keberagaman.
- Penulis: Azkatia
