PPM UNTAG Surabaya Sukses Terapkan Budidaya Maggot BSF di Benowo sebagai Solusi Pengolahan Sampah Organik Ramah Lingkungan
- account_circle Azkatia
- calendar_month Jum, 12 Des 2025

Mahasiswa Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Surabaya – Upaya mengatasi persoalan sampah organik rumah tangga di wilayah perkotaan kembali mendapat angin segar melalui Program Pengabdian Masyarakat (PPM) yang dilaksanakan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya. Bertempat di RW 03 Rejosari, Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, kegiatan ini berhasil mengenalkan dan menerapkan inovasi budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi efektif dalam mendukung pengelolaan sampah berbasis lingkungan.
Program ini digelar pada Minggu (30/11/2025) dengan melibatkan Karang Taruna RW 03 Rejosari sebagai peserta utama. Fokus kegiatan menitikberatkan pada edukasi, praktik langsung, serta pembentukan sistem pengolahan sampah organik yang mandiri, sesuai dengan prinsip circular economy skala komunitas. Dengan tingginya volume sampah organik dari dapur rumah tangga, wilayah padat penduduk seperti Benowo menjadi sasaran strategis untuk menghadirkan solusi alternatif yang berdampak langsung.
Dalam pelaksanaannya, tim mahasiswa UNTAG Surabaya memberikan pelatihan intensif mengenai teknik budidaya maggot, pemilahan sampah organik, serta pembuatan biopond sederhana. Warga diperkenalkan cara mengolah sisa sayuran, buah busuk, hingga sisa nasi sebagai pakan maggot. Selain itu, tim juga menyediakan koloni starter BSF sebagai modal awal agar program dapat diterapkan secara berkelanjutan.
Secara lingkungan, metode ini terbukti memberi dampak signifikan. Dalam satu siklus budidaya, maggot mampu mengonsumsi sampah organik hingga dua kali berat tubuhnya, sehingga mampu mengurangi setidaknya 50% sampah organik yang sebelumnya berpotensi berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Upaya ini sejalan dengan semangat pengelolaan sampah di sumbernya sebagaimana dianjurkan dalam regulasi lingkungan hidup di Indonesia.
Manfaat Lingkungan yang Dihasilkan:
• Pengurangan Volume Sampah ke TPA – Program ini membantu menurunkan jumlah sampah yang harus diangkut ke TPA, sehingga mengurangi beban operasional pengelolaan sampah kota.
• Penurunan Emisi Metana – Pengolahan sampah sejak dari sumber dapat mencegah proses pembusukan di TPA yang menghasilkan metana, salah satu gas rumah kaca dengan dampak pemanasan global tinggi.
Selain memberikan manfaat ekologis, budidaya maggot BSF juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Produk turunan BSF memiliki nilai ekonomis tinggi, antara lain:
- Maggot segar/kering, sebagai sumber protein hewani berkualitas untuk pakan ikan, ayam, dan burung.
- Kasgot (bekas maggot), yang dapat diolah menjadi pupuk organik padat maupun POC dan sangat diminati oleh petani serta penghobi tanaman.
Ketua Karang Taruna RW 03 Rejosari, Nur Aflan Rochmadoni atau akrab disapa Doni, menyambut baik program ini dan menyatakan apresiasinya kepada tim PPM UNTAG Surabaya.
“Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa UNTAG. Ini solusi nyata yang kami butuhkan. Budidaya maggot ini mudah, tidak berbau jika dikelola dengan baik, dan semoga ilmu yang diberikan bisa terus bermanfaat bagi warga di sini,” ujarnya.
Pihak UNTAG Surabaya berharap program ini dapat menjadi pilot project yang dapat direplikasi di berbagai RW lain di Kelurahan Benowo maupun wilayah Surabaya lainnya. Dengan keberhasilan implementasi BSF ini, diharapkan terwujud masyarakat yang semakin sadar lingkungan, mandiri dalam pengelolaan sampah, serta mampu menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan.
Program ini sekaligus menunjukkan sinergi positif antara sektor pendidikan, pemuda, dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.
- Penulis: Azkatia
