Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Strategi Korea Selatan dalam Pemanfaatan Industri Hiburan dan Kecantikan sebagai Instrumen Soft Power Global

Strategi Korea Selatan dalam Pemanfaatan Industri Hiburan dan Kecantikan sebagai Instrumen Soft Power Global

  • account_circle Devina
  • calendar_month Sab, 18 Okt 2025

Lens IDN, Opini – Di era global saat ini, kekuatan sebuah negara tidak lagi hanya diukur dari seberapa besar militernya atau sekuat apa ekonominya. Ada kekuatan lain yang jauh lebih efektif, yaitu budaya. Melalui budaya, sebuah negara dapat memengaruhi cara dunia memandangnya tanpa harus menekan atau memaksa. Inilah yang disebut soft power, yakni kekuatan untuk menarik perhatian dan menanamkan pengaruh melalui daya tarik, bukan kekuasaan.

Korea Selatan menjadi contoh paling nyata dari strategi ini. Musik K-pop, drama Korea, hingga tren kecantikan yang mendunia bukan sekadar hiburan. Semua itu merupakan bagian dari upaya Korea Selatan membangun citra diri di mata dunia. Melalui budaya populer, Korea Selatan berhasil tampil sebagai negara yang modern, kreatif, dan penuh inovasi. Dampaknya terlihat dari semakin banyaknya orang yang berkunjung ke Korea Selatan, produk-produknya yang laris di pasar dunia, serta meningkatnya kekaguman masyarakat global terhadap gaya hidup masyarakat Korea.

Budaya, yang dulu dianggap hanya sebagai cerminan identitas, kini berubah menjadi strategi. Ia menjadi alat untuk memperkuat posisi negara di panggung internasional. Dengan pesona budaya yang terencana, Korea Selatan menunjukkan bahwa daya tarik bisa menjadi bentuk kekuasaan baru di dunia global.

Strategi budaya Korea Selatan tidak terbentuk dalam waktu singkat. Akar kekuatan budaya mereka lahir dari perpaduan antara nilai-nilai tradisional dan semangat modernitas yang tumbuh seiring waktu. Sejak lama, masyarakat Korea dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai seperti disiplin, kerja keras, dan rasa tanggung jawab terhadap kelompok atau komunitas. Nilai-nilai tersebut banyak dipengaruhi oleh ajaran Konfusianisme yang menekankan pentingnya harmoni sosial, kesopanan, serta penghargaan terhadap hierarki dan pendidikan.

Namun, ketika dunia mulai memasuki era global dan modern, Korea Selatan menyadari bahwa nilai-nilai tradisional saja tidaklah cukup. Mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitas. Dari sinilah muncul semangat baru, yakni semangat nasionalisme budaya. Masyarakat dan pemerintah Korea Selatan ingin menunjukkan bahwa negaranya dapat dikenal bukan hanya karena kemajuan teknologi atau kekuatan ekonomi, tetapi juga karena budayanya yang unik dan menarik. Dengan kata lain, budaya dijadikan sebagai sarana untuk menegaskan jati diri sekaligus alat bersaing di panggung global.

Kesadaran tersebut mendorong pemerintah Korea Selatan untuk mengambil langkah nyata. Sejak awal tahun 2000-an, mereka mulai mengembangkan industri hiburan dan industri kreatif secara serius. Pemerintah tidak hanya mempromosikan budaya populer seperti musik K-pop dan drama Korea, tetapi juga mendukungnya melalui kebijakan, pendanaan, dan pembangunan infrastruktur yang kuat. Dukungan ini dikenal dengan istilah Hallyu Wave atau Gelombang Korea, yaitu sebuah fenomena ketika budaya Korea menyebar ke berbagai negara dan menciptakan pengaruh besar di dunia.

Selain bidang hiburan, Korea Selatan juga mengembangkan sektor lain seperti kosmetik, fashion, dan kuliner untuk memperkuat citra budayanya. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk memperkenalkan produk-produk buatan Korea sebagai bagian dari gaya hidup modern. Akibatnya, budaya Korea kini tidak hanya dikenal lewat musik atau drama, tetapi juga melalui cara berpakaian, merawat diri, hingga gaya hidup masyarakat di berbagai negara.

Melalui strategi ini, Korea Selatan berhasil menjadikan budayanya sebagai aset nasional yang sangat berharga. Budaya tidak lagi hanya dianggap sebagai simbol kebanggaan, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi dan politik yang mampu memengaruhi banyak negara. Dengan kata lain, budaya kini menjadi salah satu alat penting dalam kebijakan luar negeri Korea untuk membangun pengaruh dan citra positif di dunia internasional.

Salah satu contoh nyata strategi budaya Korea Selatan terlihat dari keberhasilan mereka membangun citra global melalui industri hiburan dan kecantikan. Musik K-pop dan drama Korea kini telah menjadi bagian dari budaya populer dunia. Banyak orang di berbagai negara mengenal Korea justru melalui lagu, film, atau serial yang mereka tonton setiap hari. Para bintang Korea pun menjadi ikon global yang memengaruhi gaya hidup, cara berpakaian, bahkan standar kecantikan di banyak negara.

Menariknya, citra perempuan Korea dalam media sering digambarkan sebagai sosok yang kuat, cerdas, dan mandiri, namun tetap lembut dan anggun. Gambaran ini kemudian terkait dengan tren kecantikan Korea yang menekankan kulit cerah, wajah bersih, dan penampilan natural. Dari sinilah industri kosmetik dan perawatan kulit Korea berkembang pesat dan menjadi salah satu yang paling laris di dunia. Banyak orang mengikuti gaya kecantikan Korea karena dianggap modern, segar, dan elegan.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana budaya populer dapat mengubah pola konsumsi global. Ketika musik, drama, dan tren kecantikan menjadi bagian dari kehidupan banyak orang, posisi ekonomi Korea pun ikut menguat. Produk-produk lokalnya tidak hanya laku karena kualitas, tetapi juga karena melekat pada citra budaya yang menarik.

Melalui strategi budaya seperti ini, Korea Selatan berhasil menanamkan pengaruhnya ke seluruh

dunia secara halus, tanpa tekanan politik maupun kekuatan militer. Dunia mengenal dan menyukai Korea bukan karena dipaksa, tetapi karena tertarik. Inilah yang disebut soft power, yaitu kekuatan yang muncul dari daya tarik dan pesona budaya, bukan dari kekuasaan yang menekan.

Budaya telah menjadi strategi penting bagi Korea Selatan dalam memperkenalkan diri ke dunia. Melalui musik, film, dan kecantikan, Korea bisa memperkuat identitas dan ekonominya sekaligus. Gabungan antara nilai tradisional dan semangat modern membuat budaya Korea mudah diterima di banyak negara. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh terbesar tidak selalu datang dari kekuatan keras seperti militer, tetapi bisa juga dari hal-hal lembut seperti musik, film, dan gaya hidup yang menarik.

 

 

*) Penulis adalah Sri Dona Nurjanna, Mahasiswa Universitas Sriwijaya.

  • Penulis: Devina

Rekomendasi Untuk Anda

  • KKN Tematik FKIK Unkhair Bersama Genre Maluku Utara Sosialisasikan Nilai Gizi di SMPN 10 Kota Ternate

    KKN Tematik FKIK Unkhair Bersama Genre Maluku Utara Sosialisasikan Nilai Gizi di SMPN 10 Kota Ternate

    • calendar_month Jum, 29 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Ternate – Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Khairun (Unkhair) menggandeng Generasi Berencana (Genre) Maluku Utara dalam menggelar sosialisasi bertema “Pentingnya Gizi Seimbang bagi Remaja” di SMP Negeri 10 Kota Ternate, Kamis 24 Juli 2025. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan […]

  • Alejandro Garnacho

    Direktur Sepak Bola Manchester United Balas Sindiran Alejandro Garnacho, Ancaman Karier di Ujung Tanduk

    • calendar_month Ming, 17 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Ketegangan internal di tubuh Manchester United kembali mencuri perhatian publik sepak bola Inggris. Kali ini, kontroversi melibatkan bintang muda Alejandro Garnacho dan Direktur Sepak Bola klub, Jason Wilcox. Perselisihan ini dipicu oleh unggahan Garnacho di media sosial yang dianggap menyudutkan pihak klub, sehingga memancing reaksi keras dari manajemen Setan Merah. Wilcox, […]

  • Garnacho Selebrasi Berlebihan, Kesalahan di Akhir Laga Bikin Brentford Samakan Kedudukan

    Garnacho Selebrasi Berlebihan, Kesalahan di Akhir Laga Bikin Brentford Samakan Kedudukan

    • calendar_month Ming, 14 Sep 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Alejandro Garnacho sempat menjadi sorotan setelah melakukan selebrasi penuh emosi di depan suporter Chelsea, seakan Chelsea telah mengunci kemenangan. Namun, momen euforia itu berbalik menjadi sorotan negatif ketika sang winger asal Argentina justru melakukan kesalahan krusial di menit-menit akhir pertandingan. Dalam laga sengit Premier League melawan Brentford, Garnacho tampak begitu percaya […]

  • Telkom Dorong UMKM Melek Digital, SRC Telkom Jatim Timur Gelar Seminar Affiliate Program di Candi

    Telkom Dorong UMKM Melek Digital, SRC Telkom Jatim Timur Gelar Seminar Affiliate Program di Candi

    • calendar_month Sel, 30 Sep 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Sidoarjo – Komitmen Telkom Indonesia dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kembali diwujudkan melalui kegiatan seminar yang digelar oleh tim  Social Responsibility Center (SRC) Telkom Jatim Timur. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (11/9) di ruang pertemuan Kantor Balai Desa Candi, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, dengan mengangkat tema “Pelatihan Affiliate Program”. Acara […]

  • Partai NasDem

    Rakernas I di Makassar, Partai NasDem Mantapkan Strategi Menuju Tiga Besar Pemilu 2029

    • calendar_month Sen, 11 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN,  ‎Makassar – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah seluruh pengurus, anggota fraksi, dan kader di berbagai daerah. Agenda ini diarahkan untuk memperkuat visi, misi, serta merancang strategi pemenangan jangka panjang menjelang Pemilu 2029. Taufik Muhammad Guntur, Anggota Fraksi Partai NasDem DPRD […]

  • Kevin Diks

    Efek Kevin Diks: Bek Rp200 Miliar Tergusur, Borussia Monchengladbach Siap Andalkan Sang Pendatang Baru

    • calendar_month Sel, 12 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Borussia Monchengladbach tampaknya menemukan sosok penting di lini belakang mereka. Baru sebulan resmi bergabung, Kevin Diks langsung menjadi sorotan publik sepak bola Jerman. Bek berusia 27 tahun asal Indonesia tersebut diyakini akan mengambil peran utama di jantung pertahanan Die Fohlen, menggantikan posisi yang ditinggalkan Ko Itakura. Kedatangan Diks ke Borussia Park […]

expand_less