Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » PayLater dan Generasi Muda: Antara Solusi Finansial atau Ancaman Baru?

PayLater dan Generasi Muda: Antara Solusi Finansial atau Ancaman Baru?

  • account_circle Tim Redaksi
  • calendar_month Jum, 12 Des 2025

Lens IDN, Kolom – Fenomena PayLater dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan sangat pesat di Indonesia. Hampir semua platform digital—mulai dari marketplace, aplikasi transportasi, hingga layanan perjalanan—menyediakan fitur yang memungkinkan pengguna membeli barang terlebih dahulu dan membayarnya di kemudian hari. Kemudahan inilah yang membuat PayLater begitu populer di kalangan anak muda, terutama mahasiswa dan pekerja pemula yang belum memiliki akses ke kartu kredit. Secara sekilas, layanan ini terlihat sebagai inovasi yang mendukung fleksibilitas finansial. Namun, di balik kesan positif tersebut, terdapat sejumlah dampak yang perlu dicermati agar tidak berubah menjadi beban di masa depan.

Daya Tarik PayLater yang Menggoda

Salah satu alasan utama PayLater begitu cepat diterima adalah kemudahan proses penggunaannya. Pengguna hanya perlu mendaftar dengan data dasar dan menjalani verifikasi singkat untuk mendapatkan limit yang terbilang cukup menggiurkan. Dengan beberapa langkah sederhana, seseorang bisa membeli produk yang sebenarnya masih di luar kemampuan keuangan mereka saat itu. Bagi anak muda yang hidup di tengah tuntutan gaya hidup digital, kemudahan seperti ini terasa sangat relevan.

Selain itu, platform digital kerap menggoda pengguna dengan berbagai promo: diskon tambahan, bunga rendah, hingga cashback eksklusif jika transaksi dilakukan menggunakan PayLater. Strategi ini menciptakan ilusi bahwa PayLater adalah pilihan paling cerdas untuk menghemat pengeluaran. Banyak yang akhirnya menganggap PayLater sebagai fitur yang “aman” dan bermanfaat, tanpa menyadari konsekuensi jangka panjangnya.

Jika digunakan dengan penuh kedisiplinan, PayLater memang memiliki sisi positif yang tidak dapat diabaikan. Misalnya, layanan ini dapat membantu mengatasi kebutuhan mendesak seperti transportasi, obat-obatan, atau keperluan sehari-hari ketika pendapatan belum diterima. Bagi sebagian orang, PayLater bahkan berfungsi sebagai alat pengaturan arus kas jangka pendek yang cukup efektif. Ia memberi ruang fleksibel bagi pekerja yang gajinya bulanan atau mereka yang sedang mengatur pengeluaran dengan lebih ketat.

Namun, kemudahan ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Pengguna yang kurang disiplin cenderung merasa aman berbelanja karena pembayaran ditunda. Tanpa disadari, pola ini mendorong perilaku konsumtif—membeli bukan karena butuh, tetapi karena “ada limit tersedia” atau sekadar mengikuti promo. Di sisi lain, penggunaan lebih dari satu layanan PayLater sekaligus membuat banyak orang tidak sadar bahwa cicilan mereka perlahan menumpuk. Dalam kasus tertentu, total cicilan bulanan justru lebih besar daripada pendapatan yang diterima.

Risiko Finansial yang Sering Diabaikan

Selain mendorong perilaku konsumtif, PayLater juga membawa risiko denda dan bunga yang cukup tinggi jika pengguna terlambat membayar. Harga barang yang awalnya tampak terjangkau bisa melonjak jauh ketika dikenai bunga atau penalti. Ini merupakan salah satu aspek yang sering tidak dipikirkan oleh pengguna muda yang hanya fokus pada kemudahan bertransaksi.

Lebih jauh lagi, layanan PayLater banyak yang terhubung dengan sistem penilaian kredit nasional. Keterlambatan pembayaran dapat memengaruhi skor kredit seseorang. Dampaknya tidak hanya terlihat sekarang, tetapi juga ketika seseorang ingin mengajukan kredit motor, mendaftar KPR, atau mengambil pinjaman usaha di masa mendatang. Dengan kata lain, penggunaan PayLater sebenarnya turut membentuk rekam jejak finansial seseorang—baik atau buruknya bergantung pada bagaimana ia mengelola kewajibannya.

Di luar aspek finansial, PayLater juga telah menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda. Keinginan untuk selalu mengikuti tren—mulai dari fashion terbaru, gadget terkini, hingga aktivitas leisure—membuat batas antara kebutuhan dan keinginan semakin kabur. Media sosial memperkuat dorongan ini melalui budaya FOMO (fear of missing out) yang membuat seseorang merasa harus selalu up-to-date. PayLater hadir sebagai alat yang “memudahkan” hal ini, tetapi sekaligus menjadi potensi jebakan yang merugikan pemakainya.

Menggunakan PayLater Secara Bijak

Pada akhirnya, PayLater bukanlah musuh. Namun ia juga bukan sepenuhnya sahabat. Semuanya bergantung pada bagaimana pengguna mengelola perilakunya. PayLater bisa menjadi solusi finansial jika dipakai untuk kebutuhan mendesak, dicatat dengan rapi, dan dibayar tepat waktu. Sebaliknya, jika digunakan tanpa perhitungan—hanya untuk memuaskan keinginan sesaat—ia bisa menjadi ancaman yang mengganggu stabilitas keuangan jangka panjang.

Untuk menghindari risiko tersebut, pengguna perlu membatasi penggunaan PayLater hanya untuk kebutuhan penting, tidak menggunakan terlalu banyak layanan sekaligus, menyusun daftar cicilan yang harus dibayar, serta menyisihkan dana sebelum jatuh tempo. Yang tak kalah penting, hindari membeli sesuatu hanya karena diskon besar atau tren yang viral di media sosial.

PayLater akan tetap menjadi bagian dari kehidupan digital. Tantangannya kini adalah bagaimana generasi muda mampu mengendalikan diri dalam memanfaatkannya, sehingga PayLater benar-benar menjadi alat bantu, bukan jebakan finansial yang menghantui masa depan.

 

*) Penulis adalah Cindy Ameliawati Ichwan, Mahasiswa Akuntansi Universitas Pamulang.

  • Penulis: Tim Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Duta Maritim Indonesia

    Duta Maritim Indonesia Kunjungi Kemnaker, Bahas Program Prioritas Angkatan Kerja Muda

    • calendar_month Sab, 16 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta — Vina Avitasari, perwakilan Duta Maritim Indonesia asal Jakarta Utara, melakukan kunjungan resmi ke Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker RI). Kunjungan tersebut membahas peran strategis Kemnaker dalam mendukung Program Prioritas Angkatan Kerja Muda, khususnya di sektor maritim. Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Kemnaker, Jakarta, Vina Avitasari beserta rombongan diterima langsung oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan, […]

  • Kemal Abda’u Dorong Masyarakat Kuasai Ekspor-Impor Mandiri yang Aman

    Kemal Abda’u Dorong Masyarakat Kuasai Ekspor-Impor Mandiri yang Aman

    • calendar_month Kam, 28 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Peluang perdagangan global terus terbuka lebar seiring meningkatnya kebutuhan pasar internasional. Menyikapi tren ini, praktisi ekspor-impor Kemal Abda’u aktif memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih percaya diri terjun ke bisnis lintas negara, baik dalam impor maupun ekspor produk lokal. Kemal, yang juga dikenal sebagai pendiri komunitas Berani Export Import, menegaskan bahwa […]

  • Rio Ferdinand Nilai Amad Diallo Bisa Jadi Senjata Baru Manchester United

    Rio Ferdinand Nilai Amad Diallo Bisa Jadi Senjata Baru Manchester United

    • calendar_month Rab, 20 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Mantan bek Manchester United, Rio Ferdinand, menyoroti penampilan Amad Diallo usai laga kontra Arsenal. Meski tim asuhan Ruben Amorim harus menelan kekalahan tipis 0-1, Ferdinand melihat adanya potensi besar dalam diri winger asal Pantai Gading tersebut. Amad yang masuk sebagai pemain pengganti tampil penuh energi dan berhasil memberikan warna berbeda dalam […]

  • Menkeu Purbaya Akui Gajinya Turun Dibanding Saat Pimpin LPS: “Gengsi Lebih Tinggi, Tapi Gaji Lebih Kecil”

    Menkeu Purbaya Akui Gajinya Turun Dibanding Saat Pimpin LPS: “Gengsi Lebih Tinggi, Tapi Gaji Lebih Kecil”

    • calendar_month Ming, 14 Sep 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa secara blak-blakan mengungkapkan perbedaan signifikan antara gaji yang diterimanya saat ini dengan penghasilannya ketika masih menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Menurut Purbaya, gajinya sebagai Menkeu justru lebih rendah meskipun tanggung jawab yang diemban jauh lebih besar. “LPS itu juga lembaga penting, […]

  • Apresiasi Emas Dari Pegadaian Sebagai Wujud Terima Kasih di Harpelnas 2025

    Apresiasi Emas Dari Pegadaian Sebagai Wujud Terima Kasih di Harpelnas 2025

    • calendar_month Kam, 4 Sep 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Setiap tanggal 4 September, Indonesia memperingati Hari Pelanggan Nasional (HarPelNas), sebuah momen penting yang selalu ditunggu dunia usaha. Peringatan ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan dan keberlangsungan bisnis sangat bergantung pada peran serta kepercayaan pelanggan. Setiap tahunnya, HarPelNas dirayakan dengan tema yang relevan dengan perkembangan zaman. Pada tahun 2025, tema yang diusung […]

  • Reevva Lepas Single “I’m OK”: Mengungkap Luka Tersembunyi di Balik Senyum yang Terlihat Baik-Baik Saja

    Reevva Lepas Single “I’m OK”: Mengungkap Luka Tersembunyi di Balik Senyum yang Terlihat Baik-Baik Saja

    • calendar_month Jum, 29 Agu 2025
    • account_circle Azkatia
    • 0Komentar

    Lens IDN, Jakarta – Musisi muda berbakat asal Jakarta, Muhammad Reeva Zulfaqar atau yang akrab dikenal dengan nama panggung reevva, siap merilis single terbarunya berjudul “I’m OK” pada 29 Agustus 2025 di seluruh platform musik digital, termasuk Spotify, Apple Music, dan YouTube. Single keenam ini menjadi karya paling personal bagi reevva. Melalui lagu berdurasi 5 menit […]

expand_less