Sekjen PSSI Yunus Nusi Desak Aturan Royalti Lagu Nasional Dihapus
- account_circle Azkatia
- calendar_month 14 jam yang lalu

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi, menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa pemutaran lagu-lagu nasional. (Foto: Timnasindonesia).
Lens IDN, Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi, menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa pemutaran lagu-lagu nasional, termasuk Indonesia Raya, Indonesia Pusaka, hingga Tanah Airku, akan dikenakan biaya royalti. Menurutnya, aturan tersebut tidak masuk akal dan justru mencederai semangat kebangsaan.
Yunus menegaskan bahwa para pencipta lagu perjuangan tidak pernah mengharapkan imbalan materi. Lagu-lagu nasional diciptakan dengan niat tulus sebagai persembahan untuk bangsa yang kala itu tengah berjuang merebut kemerdekaan.
“Sang pencipta lagu ini dengan ikhlas mempersembahkan dan menciptakan karya di tengah perjuangan bangsa melawan penjajahan. Kami yakin tidak ada terbersit dari benak mereka bahwa kelak lagu ini harus dibayar setiap kali dinyanyikan. Mereka ikhlas,” ujar Yunus.
Lebih lanjut, Yunus menilai bahwa aturan yang mewajibkan pembayaran royalti untuk penggunaan lagu nasional sebaiknya segera ditinjau ulang. Menurutnya, wacana tersebut hanya menimbulkan kegaduhan publik tanpa memberikan manfaat yang nyata.
“Ini lagu-lagu perjuangan untuk anak bangsa. Penciptanya tidak berharap imbalan. Aturan ini sebaiknya dihapus saja. Hanya membuat berisik, gaduh, dan tidak produktif,” tegasnya.
Pernyataan Yunus Nusi sejalan dengan keresahan masyarakat yang menilai lagu-lagu nasional seharusnya menjadi simbol pemersatu, bukan komoditas. Banyak pihak menilai kebijakan royalti terhadap lagu kebangsaan maupun lagu perjuangan dapat menurunkan nilai historis serta makna pengorbanan para penciptanya.
Isu mengenai royalti lagu nasional ini pun memunculkan perdebatan hangat di ruang publik. Sebagian kalangan menilai penting untuk melindungi hak cipta, namun di sisi lain, penerapan aturan pada karya bersejarah yang menjadi identitas bangsa dianggap berlebihan.
- Penulis: Azkatia