Kunjungan Mahasiswa KKN ke Petani Melon: Belajar Proses Budidaya dan Pemasaran di Desa Lambur 1 Kecamatan Muara Sabak Timur
- account_circle Azkatia
- calendar_month Jum, 22 Agu 2025

Mahasiswa KKN saat kunjungan ke kebun melon milik Bapak Poerwantoutomo. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Muara Sabak Timur – Desa Lambur 1, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, menjadi saksi bagaimana mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) membaur dengan masyarakat dan belajar langsung dari praktik pertanian. Salah satu kegiatan menarik yang dilakukan adalah kunjungan ke kebun melon milik Bapak Poerwantoutomo, seorang petani melon berpengalaman yang mengelola lahan tanah kas Desa Lambur 1. Kunjungan ini tidak hanya bertujuan mengenalkan mahasiswa pada proses budidaya melon, tetapi juga memperkaya pengetahuan mereka tentang tantangan pemasaran hasil pertanian di pedesaan.
Sejak awal, mahasiswa disambut hangat oleh Bapak Poerwantoutomo yang dengan telaten menjelaskan setiap tahapan budidaya melon. Mulai dari pemilihan bibit, pengolahan tanah, teknik pemupukan, hingga cara menjaga tanaman agar terhindar dari serangan hama dan penyakit.
Menurutnya, budidaya melon membutuhkan perhatian penuh. Tanaman melon sangat sensitif terhadap kondisi cuaca dan kelembaban tanah. Salah sedikit dalam perawatan bisa berakibat pada menurunnya kualitas buah. “Melon itu harus dirawat seperti anak sendiri. Kalau telat disiram atau pupuk tidak seimbang, hasilnya bisa mengecewakan,” ungkap Bapak Poerwantoutomo kepada mahasiswa.
Proses panen juga memerlukan ketelitian. Buah melon yang terlalu cepat dipanen akan terasa hambar, sementara jika terlalu lama akan mudah busuk. Inilah seni dalam bertani, sebuah keterampilan yang lahir dari pengalaman panjang.
Mahasiswa KKN menyambut kunjungan ini dengan penuh antusias. Mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga ikut mencoba kegiatan di kebun seperti memeriksa kondisi tanaman, melihat proses penyiraman, hingga menimbang hasil panen.
“Ini pengalaman berharga. Selama ini kami hanya belajar teori di kelas, tapi di sini kami bisa melihat langsung bagaimana sulit dan kompleksnya menjadi seorang petani,” ujar salah satu mahasiswa peserta KKN dari prodi ekonomi syariah yaitu Rara Dian Setiani.
Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa juga memberikan semangat tersendiri. Mereka merasa diperhatikan, didengarkan, sekaligus mendapat peluang untuk berbagi pengalaman dengan generasi muda yang kelak bisa menjadi agen perubahan di bidang pertanian.
Kunjungan ke kebun melon Bapak Poerwantoutomo bukan sekadar agenda formal, tetapi juga membuka ruang diskusi antara mahasiswa, petani, dan perangkat desa. Harapannya, pengalaman ini bisa memunculkan ide-ide kreatif dari mahasiswa untuk membantu petani, terutama dalam hal pemasaran digital, branding produk lokal, serta inovasi pertanian berkelanjutan.
Kepala Desa Lambur 1 yang turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa KKN. “Kami berharap kunjungan ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi bisa menjadi awal dari kerja sama jangka panjang. Desa punya potensi besar, dan mahasiswa bisa menjadi motor penggeraknya,” ujarnya.
Kegiatan KKN di Desa Lambur 1 memberi pesan kuat bahwa pertanian adalah fondasi kehidupan masyarakat desa. Dari kebun melon sederhana milik Bapak Poerwantoutomo, kita belajar bahwa kerja keras, ketelatenan, dan inovasi adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan pertanian.
Mahasiswa KKN telah mendapat pelajaran berharga yang tak ternilai bahwa desa bukan hanya tempat pengabdian, tetapi juga ruang belajar yang nyata tentang kehidupan, ketahanan pangan, dan kemandirian ekonomi.
Dengan kegiatan ini, Desa Lambur 1 tidak hanya menjadi lokasi KKN, melainkan juga pusat inspirasi bagaimana pertanian lokal bisa berkembang dengan dukungan generasi muda.
Penulis : Rara Dian Setiani, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
- Penulis: Azkatia