Kopi Enrekang Tembus Pasar Global, UMKM Binaan Bank Indonesia Go Internasional
- account_circle Azkatia
- calendar_month Sen, 8 Des 2025

Muh Irwin, pemilik merek My Coffeeza. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Enrekang – Produk kopi lokal asal Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, kembali menorehkan prestasi membanggakan. Kopi arabika Enrekang sukses menembus pasar internasional melalui tangan dingin pelaku usaha muda, Muh Irwin, pemilik merek My Coffeeza. Keberhasilan ini tidak lepas dari peran strategis Bank Indonesia (BI) melalui berbagai program pembinaan UMKM berorientasi ekspor.
Irwin menuturkan, usaha kopi yang ia rintis sejak tahun 2002 awalnya hanya berfokus pada pasar lokal dan regional. Tonggak penting baru dimulai pada 2021, ketika My Coffeeza resmi menjadi UMKM binaan Bank Indonesia lewat dua program unggulan, yakni Rewako UMKM dan Rewako Ekspor.
“Sejak bergabung dengan program BI, saya benar-benar mendapat banyak pengalaman dan ilmu baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan,” ujar Irwin saat ditemui, Jumat (7/11/2025).
Ditempa Menjadi UMKM Berdaya Saing Global
Melalui program pembinaan BI, Irwin mendapatkan berbagai bentuk pendampingan, mulai dari penguatan kapasitas usaha, pelatihan manajemen, peningkatan kualitas produk, penyusunan branding, strategi pemasaran digital, hingga akses langsung ke pasar ekspor.
BI juga membimbing para pelaku UMKM agar siap menghadapi persaingan global, termasuk pemenuhan standar mutu, sertifikasi produk, dan seluruh prosedur ekspor yang aman serta berkelanjutan.
“Bukan hanya diajarkan teknis bisnis, tapi juga dibentuk pola pikir untuk siap bersaing di level dunia. Kami juga dibimbing langsung oleh coach berpengalaman. Ini sangat berharga,” tambah Irwin.
Selain itu, Bank Indonesia juga berperan aktif mempertemukan UMKM dengan calon pembeli (buyer) dari berbagai negara, sehingga peluang ekspor dapat terbuka lebih cepat dan terarah.
Kopi Enrekang Selevel Toraja
Irwin mengungkapkan bahwa kopi arabika Enrekang memiliki kualitas yang sejatinya setara dengan kopi Toraja yang lebih dulu mendunia. Dari sisi karakter rasa, iklim, hingga kondisi geografis lahan, keduanya tidak jauh berbeda.
“Kalau bicara kualitas, kopi Enrekang itu selevel dengan kopi Toraja. Hanya saja, Toraja lebih dulu dikenal dunia karena faktor branding dan kolaborasi yang dilakukan sejak lama,” jelasnya.
Menurutnya, perbedaan yang paling nyata terletak pada kekuatan branding dan konsistensi promosi jangka panjang, termasuk kerja sama dengan berbagai pihak seperti lembaga keuangan, pemerintah daerah, dan jaringan distributor internasional.
Dukungan Pemerintah Daerah
Keberhasilan My Coffeeza juga mendapat apresiasi langsung dari Pemerintah Kabupaten Enrekang. Bupati Enrekang menyampaikan penghargaan kepada Irwin karena telah mengharumkan nama daerah dengan memperkenalkan kopi arabika Enrekang ke kancah internasional.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa kopi Enrekang mampu bersaing dan memiliki daya tarik global. Kami sangat bangga dan akan terus memberikan dukungan,” ujar Bupati.
Pemerintah daerah menilai capaian ini tidak hanya mengangkat nama daerah, tetapi juga membuka peluang bagi petani kopi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pasar yang lebih luas.
Permintaan dalam Negeri Meningkat
Setelah menembus pasar internasional, My Coffeeza kini mulai menjadi sorotan para pelaku industri kopi di tanah air. Sejumlah coffee shop dan roastery dari berbagai kota besar mulai menghubungi Irwin untuk mendapatkan suplai bahan baku berkualitas premium.
“Kami bersyukur karena permintaan dalam negeri juga meningkat. Banyak roastery mencari suplai khusus dari Enrekang setelah melihat kualitas dan konsistensi produk kami,” ujarnya.
Tren ini menunjukkan bahwa keberhasilan ekspor tidak hanya membuka pasar luar negeri, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pasar domestik terhadap kopi Enrekang sebagai produk specialty.
Komitmen Bank Indonesia Mendorong UMKM Naik Kelas
Prestasi My Coffeeza menjadi bukti nyata komitmen Bank Indonesia dalam mendorong UMKM agar naik kelas dan berdaya saing global. Pembinaan yang komprehensif dinilai mampu membuka peluang baru bagi pelaku usaha daerah untuk menembus pasar dunia.
Irwin mengakui bahwa program pendampingan BI memberi perubahan besar dalam manajemen bisnisnya. “Dari yang awalnya hanya pemain lokal, sekarang bisa masuk pasar internasional,” tutup Irwin.
- Penulis: Azkatia

