Pelantikan JKSN DIY Tegaskan Visi Besar Kemajuan Pesantren dan Persaudaraan Umat
- account_circle Azkatia
- calendar_month 4 jam yang lalu

Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) Daerah Istimewa Yogyakarta resmi dilantik. (Foto: Dok/Ist).
Lens IDN, Sleman – Aula Pondok Pesantren Diponegoro, Sleman, pada Minggu malam (10/8/2025) menjadi saksi lahirnya kepengurusan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara yang dihadiri ratusan kiai, gus, ning, dan penggiat pesantren ini berlangsung hangat sekaligus penuh khidmat, menjadi ajang silaturahim bersama Ketua Umum JKSN, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim.
Dalam sambutannya, KH. M. Syakir Ali, Pengasuh Ponpes Diponegoro sekaligus Dewan Pembina JKSN, menegaskan bahwa organisasi ini harus menjadi cerminan perjuangan Ahlussunah wal Jamaah, dengan fokus pada pemberdayaan pesantren dan masyarakat.
“Panjenengan semua memiliki kewajiban menjaga eksistensi pesantren, dengan pembenahan-pembenahan yang positif,” ujarnya, memberi penekanan pada arah perjuangan yang jelas.
Sementara itu, KH. Asep Saifuddin Chalim memotivasi hadirin untuk memiliki tekad dan semangat juang yang konsisten. Ia memaparkan kisah sukses Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto yang kini menaungi lebih dari 12 ribu santri sebagai contoh nyata bahwa kemajuan pesantren membutuhkan visi besar, manajemen yang kuat, dan kerja sama yang solid.
“JKSN harus fokus pada pemberdayaan pesantren, membantu meningkatkan mutu dan kualitasnya agar semakin baik dan merata. Dan yang tak kalah penting, JKSN wajib menjadi penjaga perdamaian serta kesatuan umat,” tegasnya.
Prosesi pelantikan pengurus dipimpin langsung oleh Gus M. Ghofirin, Sekjen JKSN. Para pengurus yang dilantik mengikuti jalannya prosesi dengan khidmat. Dengan terbentuknya JKSN DIY, jaringan konsolidasi organisasi ini semakin menguat, diikuti mandat untuk segera merapatkan barisan dan membentuk kantor kesekretariatan.
Di DIY, JKSN dinakhodai oleh Gus Rofiq Anwar, seorang pengusaha sekaligus wali santri Amanatul Ummah, yang pernah menimba ilmu di Guyangan, Pati, dan kini tengah merintis lembaga pendidikan unggulan di Yogyakarta. Sementara posisi Ketua Dewan Pengawas diamanahkan kepada KH. Aguk Iriawan dari Ponpes Baitul Hilmah.
Pelantikan ini tidak sekadar menandai terbentuknya struktur organisasi, tetapi juga menjadi peneguhan komitmen bersama: menjadikan pesantren sebagai pusat kemajuan ilmu, akhlak, dan kesejahteraan umat, sekaligus merawat harmoni di tengah masyarakat. JKSN DIY Resmi Dilantik, Teguhkan Komitmen Pemberdayaan Pesantren dan Persatuan Umat
Sleman – Aula Pondok Pesantren Diponegoro, Sleman, pada Minggu malam (10/8/2025) menjadi saksi lahirnya kepengurusan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara yang dihadiri ratusan kiai, gus, ning, dan penggiat pesantren ini berlangsung hangat sekaligus penuh khidmat, menjadi ajang silaturahim bersama Ketua Umum JKSN, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim.
Dalam sambutannya, KH. M. Syakir Ali, Pengasuh Ponpes Diponegoro sekaligus Dewan Pembina JKSN, menegaskan bahwa organisasi ini harus menjadi cerminan perjuangan Ahlussunah wal Jamaah, dengan fokus pada pemberdayaan pesantren dan masyarakat.
“Panjenengan semua memiliki kewajiban menjaga eksistensi pesantren, dengan pembenahan-pembenahan yang positif,” ujarnya, memberi penekanan pada arah perjuangan yang jelas.
Sementara itu, KH. Asep Saifuddin Chalim memotivasi hadirin untuk memiliki tekad dan semangat juang yang konsisten. Ia memaparkan kisah sukses Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto yang kini menaungi lebih dari 12 ribu santri sebagai contoh nyata bahwa kemajuan pesantren membutuhkan visi besar, manajemen yang kuat, dan kerja sama yang solid.
“JKSN harus fokus pada pemberdayaan pesantren, membantu meningkatkan mutu dan kualitasnya agar semakin baik dan merata. Dan yang tak kalah penting, JKSN wajib menjadi penjaga perdamaian serta kesatuan umat,” tegasnya.
Prosesi pelantikan pengurus dipimpin langsung oleh Gus M. Ghofirin, Sekjen JKSN. Para pengurus yang dilantik mengikuti jalannya prosesi dengan khidmat. Dengan terbentuknya JKSN DIY, jaringan konsolidasi organisasi ini semakin menguat, diikuti mandat untuk segera merapatkan barisan dan membentuk kantor kesekretariatan.
Di DIY, JKSN dinakhodai oleh Gus Rofiq Anwar, seorang pengusaha sekaligus wali santri Amanatul Ummah, yang pernah menimba ilmu di Guyangan, Pati, dan kini tengah merintis lembaga pendidikan unggulan di Yogyakarta. Sementara posisi Ketua Dewan Pengawas diamanahkan kepada KH. Aguk Iriawan dari Ponpes Baitul Hilmah.
Pelantikan ini tidak sekadar menandai terbentuknya struktur organisasi, tetapi juga menjadi peneguhan komitmen bersama: menjadikan pesantren sebagai pusat kemajuan ilmu, akhlak, dan kesejahteraan umat, sekaligus merawat harmoni di tengah masyarakat.
Untuk diketahui, pengurus JKSN DI Yogyakarta sudah merepresentasikan dari perwakilan kiai dan santri dari semua Kabupaten/Kota di Provinsi tersebut.
- Penulis: Azkatia